Kepemimpinan merupakan
suatu kemampuan dan keterampilan seseorang ketika menduduki sebagai
pimpinan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, agar berpikir dan
bertindak sedemikian rupa sehingga bisa memberikan sumbangan nyata
dalam pencapaian tujuan.
Tujuan
Berikut beberapa tujuan
kepemimpinan:
Untuk Mencapai
Tujuan
Fungsi pertama dari
pengertian leadership adalah merupakan sarana untuk mencapai tujuan
kelompok. Jadi, bagaimana pemimpinan dan kepemimpinannya sangat
mempengaruhi apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.
Memotivasi Orang
Lain
Tujuan selanjutnya dari
kepemimpinan adalah untuk memotivasi orang lain atau mempertahankan
dan meningkatkan motivasi dalam diri mereka. Bukan hanya untuk
mewujudkan tujuan individu namun juga memotiviasi orang-orang yang
berkaitan dengan organisasi. Artinya, pemimpin harus bisa mendorong
pengikut atau bawahan untuk terus termotivasi agar tujuan tercapai.
Fungsi
Fungsi kepemimpinan,
diantaranya adalah:
Fungsi Instruktif
Fungsi pemimpinan dan
kepemimpinan adalah sebagai komunikator yaitu melakukan perintah yang
berupa isi, cara melakukan, waktu pelaksanaan dan tempat melakukan
perintah agar keputusan terwujud dengan efektif. Artinya, pemimpin
berfungsi untuk memberi perintah dan yang dipimpin berfungsi
melaksanakan perintah pemimpin.
Fungsi Konsultatif
Pemimpin menggunakan
fungsi konsultatif yaitu dapat berkomunikasi dua arah. Tujuannya
adalah sebagai upaya menetapkan sebuah keputusan yang membutuhkan
pertimbangan dan konsultasi dari orang yang dipimpinnya.
Fungsi Partisipasi
Fungsi partipasi adalah
pemimpin bisa melibatkan anggotanya dalam proses pengambilan keptusan
ataupun dalam pelaksanaan keputusan.
Fungsi Delegasi
Pemimpin memiliki fungsi
delegasi yaitu suatu bentuk kepercayaan seorang pemimpin kepada
seseorang yang diberi mandat untuk melaksanakan dan bertanggung jawab
atas pelimpahan wewenang.
Fungsi Pengendalian
Dalam melaksanakannya,
pemimpin dan kepemimpinan juga bisa melakukan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan, terhadap kegiatan para pengikut atau
bawahannya.
Sifat-sifat Pemimpin
Dalam memimpin suatu
kelompok, seorang pemimpin diharuskan memiliki sifat-sifat,
diantaranya adalah:
Intelejensi,
yaitu sifat atau kemampuan berbicara, menafsirkan, dan bernalar yang
lebih kuat daripada para anggota atau bawahan yang dipimpinnya.
Kepercayaan diri,
yaitu sifat yang berupa keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang
dimiliki. Lebih baik jika pemimpin memiliki kepercayaan diri akan
skillnya.
Determinasi,
yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri
seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung
mengarahkan anggotanya untuk melakukan perintah demi tujuan
organisasi.
Integritas,
setiap pemimpin harus memiliki sifat integritas atau kejujuran dalam
memimpin anggota dan organisasinya.
Sosiabilitas,
meskipun pemimpin merupakan seseorang yang harus memiliki ketegasan
dan kewibawaan, seorang pemimpin juga harus mampu menjalin hubungan
yang menyenangkan, ramah, sopan baik dengan anggota yang dipimpinnya
atau dengan mitra yang dijalin.
Gaya Kepemimpinan
Dalam memimpin sebuah
kelompok, setiap pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinannya
masing-masing. Ada beberapa contoh gaya kepemimpinan yang dapat
dijadikan referensi dalam memimpin . Berikut penjelasan mengenai
beberapa gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan
otoraktis adalah gaya kepemimpinan dimana memusatkan kekuasaan pada
dirinya sendiri (pemimpin). Biasaya ia sangat dominan dalam melakukan
pengambilan keputusan baik berupa kebijakan, peraturan, prosedur yang
berasal dari idenya sendiri. Biasanya, ia akan lebih membatasi
inisiatif dan ide dari anggotanya.
Pemimpin yang otoriter
ini umumnya tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan
cenderung menjalin komunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke
bawah (anggota). Gaya kepemimpinan otokratis ini biasanya digunakan
dalam akademi kemiliteran atau kepolisian.
Gaya kepemimpinan
birokrasi biasanya diterapkan dalam sebuah perusahaan atau organisasi
dimana setiap kegiatan dilakukan secara rutin. Artinya tidak ada
inovasi dalam kegiatan perusahaan dan setiap anggota memiliki
tanggung jawab rutin setiap harinya.
Biasanya, gaya
kepemimpinan ini terjadi dalam perusahaan dengan sistem dan prosedur
yang sudah diatur sebelumnya dan sudah terbentuk sejak lama.
Gaya kepemimpinan
partisipatif adalah gaya kepemimpinan dimana komunikasi terjadi dua
arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah (anggota) dan dari bawah
(anggota) ke atas (pemimpin). Gaya kepemimpinan ini biasanya
melibatkan anggotanya dalam memecahkan suatu permasalahan dan
mengambil sebuah keputusan.
Pemimpin memberikan
kesempatan dan ruang untuk anggota dapat menyampaikan ide dan
gagasannya dan berpartisipai dalam suatu keputusan untuk kebaikan
perusahaan. Perlu rasa sifat saling percaya dan menghargai dalam
organisasi.
Gaya kepemimpinan
delegatif ini biasa disebut dengan Laissez-faire yaitu gaya memimpin
dimana atasan atau pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak kepada
para anggota untuk melakukan tujuan dengan menggunakan cara mereka
masing-masing.
Meskipun dalam suatu
organisasi terdapat pemimpin, seorang pemimpin akan membiarkan
keputusan dibuat oleh siapapun dalam organisasi. Namun gaya
kepemimpinan ini akan menjadi tidak efektif jika pemimpin dan anggota
tidak cukup matang melaksanakan tanggung jawabnya masing-masing.
Gaya kepemimpinan ini
biasanya lebih cenderung mengedepankan transaksi antara pemimpin dan
bawahannya. Maksud dari transaksi disini adalah pemimpin akan
memberikan reward ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas yang
telah diselesaikan sesuai kesepakatan sebelumnya. Jadi, bawahan akan
lebih termotivasi karena ada reward yang diberikan pemimpin.
Gaya kepemimpinan ini
bisa membawa perubahan positif pada mereka (anggota) yang mengikuti.
Para pemimpin dengan gaya ini memperhatikan dan terlibat langsung
dalam proses termasuk juga dalam hal membantu para anggota kelompok
untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka.
Pemimpin dengan gaya ini
lebih memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya yang
secara tidak langsung dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk
lebih energik dan antusias akan pekerjaannya. Pemimpin ini juga
sangat mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.
Gaya kepemimpinan
melayani ini biasanya antara atasan dan bawahan memilliki hubungan
melayani dengan para anggota berorientasi pada sifat melayani dengan
standar moral spiritual. Pemimpin yang melayani lebih mengedepankan
kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para anggota daripada
kepentingan pribadinya.
Pemimpin yang karismatik
biasanya memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh karena
karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Jadi, gaya
kepemimpinan karismatik ini melibatkan karisma seorang pemimpin dan
memiliki kemampuan yang mempesona yang ia miliki terutama dalam
meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan yang ia
inginkan.
Gaya kepemimpinan
situasional adalah jenis kepemimpinan yang lebih sering menyesuaikan
setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan para
anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota melaksanakan
setiap tugas. Bisa dikatakan gaya kepemimpinan seorang pemimpin jenis
ini tidak akan selalu sama atau berubah sesuai dengn kondisi dan
situasi yang ada.
Berbicra mengenai
kepemimpinan tentu, setiap pemimpin mempunyai gaya dan caranya
masing-masing dalam memimpin organisasi atau perusahaan. Namun yang
pasti gaya kepemimpinan yang dipilih pasti bertujuan untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan.